Taman Nasional Baluran

Taman Nasional Baluran

Sabtu, 27 Februari 2010

Uma Huma: Sebuah Cerita untuk Kawan

Malam ini (27/2) akhirnya gw bisa juga dateng k perhelatan musik yang bertajuk "Uma Huma" yang diadain di ngeumong cafe.. Sebenernya ini udah malam kedua.. Malam pertama gw gak bisa hadir karena terlalu tepar abis latihan.. Yang gw denger, hari pertama was such a blast (walau mati lampu).. Tapi malam ini juga gak kalah cadas penampil-penampilnya.
Dari urutannya ada tiga penampil yang bakal mempertontonkan keahliannya. Pertama ada sanggar motekar yang dipimpin Pak Supriatna.. Mereka ngebawain tembang-tembang sunda, terutama dolanan anak. Berikutnya ada duck dive. Sebuah solo elektonik project performance. Dan terakhir dipungkasi oleh karnatra. Dari tiga penampil ini, cuma karnatra yang udah pernah gw lihat sebelomnya, waktu di acara launching salamatahari 2.. Dan gw lumayan suka lagu-lagunya.
Penampilan pertama oleh sanggar motekar gw rasa sangat edukatif.. Pak supriatna ngasih sedikit wawasan soal budaya lokal jatinangor bernama cikeruhan.. Cikeruhan ini, kata pak supriatna, merupakan akar dari tari-tarian yang lebih 'modern'.. Tarian ini menjadi dasar dari tarian seperti jaipongan (sisa tariannya gw lupa namanya :P).. Tapi sayangnya tarian ini gak bisa dipertunjukkan karena luas panggung gak terlalu memadai. Tapi 'kekecewaan' ini terobati oleh tembang-tembang yang dimainkan berikutnya.
Tembang pertama yang dibawakan itu sebuah 'adopsi' dari lagu daerah betawi yang judulnya kicir-kicir.. Gw rasa ini sebuah kolaborasi menarik antara musik betawi, yang sendirinya sudah merupakan musik akulturasi, dengan msuik sunda. Gesekan rebab yang kental dari lagu kicir-kicir dengan menarik berpadu dengan hentakan gendang, getaran angklung dan aksentuasi karinding.. Lagu dolanan anak yang kemudian mereka bawakan mungkin terdengar cukup familiar. Soalnya beberapa mungkin pernah kita dengar seperti lagu 'tokecang'.. Terakhir mereka membawakan lagu aransemen mereka (kalo gak salah) yang bercerita tentang keadaan masayakat sunda sekarang..
Hal yang menarik dalam lagu-lagu yang dibawakan sanggar motekar menurut gw lirik lagunya.. Pada dolanan anak liriknya beberapa sindiran akan penjilat kompeni (VOC) yang melakukan berbagai cara untuk mendapatkan kekuasaan.. Lainnya lagi mengenai cita-cita untuk melawan (penjajah).. Setidaknya dari dua lagu (yang gw ingat itu), sudah ada upaya 'pendidikan' atas anak-anak akan situasi (penjajahan) ketika itu.. Sisi lain yang menarik dari penampilan sangar motekar ini soal tembang terakhir yang mereka mainkan.. Untuk sebuah aransemen sendiri gw rasa lagunya menarik. Gw rasa lagunya cukup kolosal (gw rasa itu menarik, soalnya lagu2 sunda yang beberapa kali gw denger walau liriknya kolosal tapi tetep dengan nada yang tenang atau lirih)..
Duck dive tampil setelah sanggar motekar.. Solo project yang satu ini ngebawain medley yang cukup 'ekologis', atau kata vokalisnya karnatra "..bercerita tentang alam semesta". Lagu awal diawali dengan nada2 tenang.. sedikit ambience muncul dengan repetisi berulang yang kadang 'tercekat'.. Lagu kedua dan ketiga (gw rasa) bercerita tentang keriuhan dunia setelah kehidupan muncul. Namun di lagu terakhir terlihat agak sedikit pesimis.. Duck dive ngegambarin akhir dunia dengan agak sendu dan bergetar. Seakan dunia akan hancur oleh sejenis bencana besar seperti dalam film-film hollywood :D..
Penampil terakhir adalah karnatra.. Sayangnya pas mereka tampil capuccino gw udah abis.. Jadi gw agak kurang bisa nikmatin (great show should be enjoyed with great drink rite??).. Tapi gw tetep kagum dengan band yang satu ini.. Komposisi lagu mereka catchy banget buat gw.. Kadang gw kaya denger sound keane, morissey dari gitarnya.. Drumnya modern dan energetic banget (sampe2 gw kaya ngerasa kalo dia lagi marah2 :D).. Bassnya smooth.. Alirannya asik, kadang bisa maju ke depan kadang ngasih tempat buat gitar atau drum.. Vokalnya juga gurih.. Kaya gurame goreng.. Luarnya terlihat garing tapi dagingnya tetep lembut.. Hwaahahhaha....
Lagu yang mereka bawain juga menarik.. Cuma gw rasa urutannya aja yang kurang oke.. Lagu kedua yang mereka bawain (gw lupa judulnya) gw rasa lebih cocok buat ditaro di awal penampilan, soalnya tuh lagu menurut gw nendang banget.. Lagu terakhir mereka yang judulnya 'moksa' pas banget buat dijadiin ujung tombak.. Selain nih lagu mirip dengan lagu2 mereka yang lain, memeras emosi sampai kulminasi puncak, lagu ini terlihat lebih atraktif karena gak seperti dimainkan dalam pola standar lagu kebanyakan. Lagu ini lebih kelihatan kaya dunia autis karnatra, dan sialnya buat yang denger bisa kehisap ke dalam dunia autis itu :D
Seharusnya karnatra jadi pamungkas acara malam ini.. Cuma beberapa penonton (termasuk gw) masih ngerasa 'kentang' dan masih nyaman dengan atmosfer ngeumong. Jadilah sang empunya rumah a.k.a deu galih maju membawakan lagu dongengnya.. Lagu-lagu yang terkonsep akan dongeng atau cerita yang ditampilkan seperti penutup akan malam yang indah ini.. Seperti cerita pengantar sebelum tidur. Cerita penuh kenangan menghabiskan hari bersama kawan.. Tertawa dan bersuka ria.. Tapi semua itu harus berakhir dan berlanjut pada cerita baru.. Seperti yang dikatakan galih pada lirik lagunya, "... anak-anak sungai tertidur,... namun cerita akan terus terbawa angin".

1 komentar:

  1. sori kalo kutipan lagunya salah gal... gw agak-agak lupa liriknya.. :P

    BalasHapus